Jakarta Urogynecology Center

Urogynecology Center

Kehamilan Bisa Sebabkan Disfungsi Dasar Panggul

Home > Artikel Kesehatan

Kehamilan Bisa Sebabkan Disfungsi Dasar Panggul

Wanita hamil haruslah terpantau secara medis. Karena jika tidak, kehamilan bisa sebabkan disfungsi dasar panggul dalam jangka pendek atau panjang.

Wanita adalah makhluk unik dan sepantasnya mendapat perhatian khusus. Karena dalam kondisi hamil yang memang sudah menjadi kodrat alaminya, kehamilan justru bisa mengundang risiko kerusakan atau disfungsi pada dasar panggulnya.

Sangat disarankan untuk merencanakan dengan matang, dipantau sepanjang kehamilan dan dijaga selama proses kelahirannya.

Karena jika tidak, kehamilan bisa sebabkan disfungsi dasar panggul. Baik dari sekadar melemahnya pelvik atau dasar panggul hingga kerusakan dalam berbagai tingkatannya.

Beberapa Masalah Dasar Panggul atau Prolaps Dasar Panggul yaitu:

-Inkontinensia urin atau kesulitan menahan buang air kecil.
-Prolaps kandung kemih atau sistokel.
-Masalah flatus atau buang angin tak terkendali.
-Prolaps Uterus, atau sering disebut turun peranakan atau turun berok.
-Inkontinensia fekal atau usus besar.
-Turunnya rektum (usus besar hingga ke dubur), prolaps rektum atau rektokel
-Disfungsi seksual seperti hilangnya gairah dan sensitivitas.
-Prolaps Organ Panggul (POP) adalah disfungsi panggul yang paling sering terjadi pada wanita hamil atau pasca melahirkan.

“Ada beberapa kasus yang sudah kita dorong tapi masih makin turun. Tahu tahu sudah keluar saja,”kata kata Dr. dr. Budi Iman Santoso, Sp.O.G, Subsp.Urogin RE, MPH, spesialis uroginecologi rekonstruksi di Juncenter, RS YPK Mandiri, Jakarta.

“Nah disinilah pentingnya memahami bahwa kehamilan itu sendiri sudah berisiko terhadap dasar panggul wanita,”Prof. Budi melanjutkan.

Kapan keluhan disfungsi dasar panggul bisa muncul pada wanita hamil atau pasca kelahiran?
Waktunya bisa sangat beragam. “Ada yang berjarak dua tahun, bisa 20 tahun kemudian,” kata Prof. Budi. Karenanya setelah melahirkan wanita harus tetap rutin mengecek kesehatan panggulnya.

Sebagai catatan, idealnya pemulihan pasca melahirkan bisa dijalani minimal selama tiga bulan saja. Kondisi ini tak terjadi pada wanita yang mengalami POP dalam berbagai tingkatnya.

Rata-rata memang mulai merasakan gejala di usia 40 tahun. Umumnya ini selain karena akibat proses hamil dan melahirkan, tapi juga karena faktor usia.

Namun ada beberapa kasus uang terjadi sebelum wanita berusia 40 tahun. Keluhannya mulai dari perasaan berat di perut bawah, ada yang menonjol di vagina, hingga organ dalam benar-benar prolaps atau jatuh.

Apa saja gejala lain dari POP yang mungkin dirasakan penderita:

-Inkontinensia urin : mulai dari rembesan air seni, kesulitan menahan buang air kecil, sering ingin buang air kecil, anyang-anyangan, mengompol dan sebagainya.
-Sistokel, keluarnya kandung kemih dari vagina
-Masalah buang angin yang tak bisa ditahan atau dikendalikan atau flatus.
-Turun berok atau prolaps uteri, berupa benjolan yang keluar dari vagina.
-Inkontinensia fekal atau kesulitan menahan buang air besar, baik yang cair, setengah padat atau gelondongan dan berbagai tingkatannya.
-Turunnya rektum atau usus besar.
-Disfungsi seksual yang walaupun kasusnya pada wanita usia lanjut di Indonesia jarang dikonsultasikan ke dokter, namun kasusnya cukup banyak terjadi.

Beberapa risiko lain kehamilan yang bisa sebabkan disfungsi dasar panggul :

Obesitas pada ibu, termasuk kelebihan berat badan sebelum hamil dimulai.
-Ukuran bayi yang besar.
-Hamil di usia tua, lebih dari 35 tahun. Pada usia ini, otot panggul sudah tidak terlalu lentur hingga robekan sangat mudah terjadi.
-Terlalu lama kontraksi atau mulas dan terus menerus, sehingga area panggul lebih tegang dan tidak elastis.
-Faktor keturunan. Bisa dilihat dari biomarker yang sayangnya biaya pemeriksaannya masih relatif tinggi.
-Episiotomi atau robekan di perineum untuk memudahkan jalan lahir yang belum memenuhi semua syarat.

Dengan mengetahui semua risiko ini, para ibu sebaiknya mempersiapkan kehamilan dengan maksimal.
Mulai dari menjaga berat badan, hingga melatih otot panggul dan area perineum salah satunya dengan massage agar lebih relaks dan lentur selama hamil dan jelang melahirkan.
Intinya, disfungsi panggul akan bisa ditangani jika diketahui sebelum semakin parah. “Kalau bisa sebelum turun, karena kalau organ panggul sudah turun sudah berat, tidak mengancam jiwa tapi sangat mengurangi kualitas hidup wanita,”kata Prof. Budi.

Di Juncenter, rawatan organ panggul sangat beragam. Dari yang menjaga kekuatan dan kelenturannya seperti dengan kursi elektromagnetic Nova-mag, injeksi Platelet Rich Plasma (PRP) O-Shot, Femilift atau laser CO2, dan sebagainya.

Sementara yang sifatnya pembedahan ada yang minimally invasif seperti pemasangan pessarium, Transobturator Tape (TOT), dan sebagainya. (***)

Social Media Kami

NEWS & STORIES

News for you, stuff that matters

Berkemih Sebelum Berkemas
26Dec

Berkemih Sebelum Berkemas

Saran untuk buang air kecil atau berkemih sebelum berkemas, tidak selalu berguna dan baik untuk…

Nyeri Panggul Saat Hamil
05Dec

Nyeri Panggul Saat Hamil

Kehamilan memang membawa berbagai konsekuensi keluhan kesehatan, juga membawa banyak perubahan di tubuh wanita. Termasuk…

Penggunaan Diapers untuk Dewasa
29Nov

Penggunaan Diapers untuk Dewasa

Begitu seorang dewasa tua yang terlanjur terkena inkontinensia urin atau beser, pengguaan popok atau diapers…